Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Negeri 3 Kutasari |
SEMARAKKAN KELAS ANDA
Membaca buku-bukunya Munif Chatib, yang berjudul Kelasnya Manusia membuat saya tidak dapat menahan diri untuk sedikit mengupasnya sambil mengajak para pembaca. Buku ini (baca : tulisan ini) saya tujukan untuk guru, wali kelas, ketua kelas, orang tua, siswa dan siapapun yang peduli dengan pendidikan di negeri ini.
Kalau bukunya Munif Chatib sendiri yang berjudul Kelasnya Manusia dengan sub judul Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen Display Kelas, sedangkan untuk postingan ini cukup berjudul Semarakkan Kelas Anda. Dan dari judulnya, jelas postingan ini hanya mengambil secuil dari buku yang ditulis dari Munif Chatib. Hal ini semata-mata karena keterbatasan saya dan juga memang lebih baik memberikan sesuatu yang sedikit demi sedikkit (yang penting bermanfaat) ketimbang tidak berbagi sama sekali.
Bayangkan siswa Anda atau Anda sendiri masuk ke dalam kelas, dan yang terlihat meja dan kursi yang berbaris rapi bak serdadu dalam posisi siap. Dinding-dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden, lambang Pancasila, para pahlawan dan beberapa tulisan berisi kata pepatah seadanya. Di bagian depan terdapat black board (eh white board ding) dengan beberapa noda hitam bekas spidol yang susah hilang. Di kanan kirinya menempel papan daftar siswa, daftar piket, daftar siswa yang tidak masuk, kalender dan pernik-pernik lainnya. Eh lumayan.. di bagian belakang ada mading karya siswa yang entahlah..berapa minggu, berapa bulan atau entah berapa tahun tak pernah ganti.
Dan suasana ruangan itu setiap hari ya seperti itu. Tak ada yang aneh, tak ada yang unik, tak ada yang baru, tak ada yang menggoda dari ruang kelas tersebut. Dan hebatnya, guru serta siswa yang menggunakan kelas tersebut tidak merasa bosan. Atau sebenarnya merasa bosan tetapi tidak ada kepekaan untuk membuat ruang kelas itu berbeda.
Coba ingat-ingat pernahkah kita dulu usil atau melihat kejadian begini. Ada siswa atau guru yang ulang tahun kemudian diberi kejutan di dalam kelas. Ada kue..ada lagu selamat ulang tahun..ada teriakan kegirangan…mata terbinar-binar dari yang ulang tahun atau bahkan sampai meneteskan mata. Ya..tentunya sangat meriah. Meskipun bukan itu yang diinginkan dari tulisan ini. Atau kalau ada yang ingat isengnya siswa-siswa kepada guru yang akan mengajar dengan memberikan jebakan-jebakan. Dari lemparan tepung, kursi yang dikasih lem sampai kursi yang ambruk ketika diduduki. Kalau ndak salah adegan guru yang diusili ini banyak di film-film, kalau ndak salah di filmnya Bobo Ho ya.
Oks…lanjut ya.
Hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran berjalan dengan baik adalah bagaimana RUANG KELAS sanggup memicu dan mempertahankan SELERA dan proses BERPIKIR. Ketika tak ada mood maka mau melakukan tindakan apapun tak akan maksimal. Alih-alih ilmu akan masuk..yang ada sekedar menunggu bel semata.
Bukankan seorang GURU setiap hari bermain-main dengan OTAK siswa. Yang perlu dilakukan tentunya bagaimana agar OTAK siswa tersebut mau berkompromi (baca : bergairah) untuk dibangkitkan agar mau dipakai untuk berpikir.
Tapi sebelum itu, marilah kita pahami dulu cara kerja otak.
Paul D. MacLean dalam bukunya yang berjudul The Triune Brain in Evoluton menjelaskan konsep triun brain, yaitu pembagian otak manusia menjadi tiga bagian yaitu otak reptil, otak limbik (mamalia) dan otak neokortek.
Otak reptil atau otak penjaga berada pada bagian paling belakang dari otak. Otak reptil ini berfungsi sebagai pengatur gerak refleks dan keseimbangan. Otak reptil ketika aktif akan membuat orang tidak dapat berpikir, yang berperan adalah INSTING dan LANGSUNG BEREAKSI.
Otak limbik atau otak pengatur berfungsi sebagai pengendali emosi atau pengatur emosi.
Otak neokorteks atau otak pemikir berfungsi untuk berpikir, berbicara, melihat, dan mencipta. Di sinilah pusat kecerdasan manusia, termasuk letak adanya INTUISI sebagai kecerdasan yang lebih tinggi dari nalar.
Dalam menerima informasi, diawali dari otak reptil dulu. Ketika otak reptil tidak terpuaskan maka informasi tersebut pun tidak akan sempurna ketika sampai limbik apalagi sampai ke neokorteks.
Terkait dengan kegiatan belajar mengajar agar SELERA BELAJAR siswa optimal maka yang dapat dilakukan adalah bagaimana agar otak reptil terpuaskan.
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar otak reptil terpuaskan?
Pertama, selalu berpenampilan berbeda setiap hari.
Ada yang pernah menonton film Taare Zameen Par? Pada salah satu adegan sang guru yang diperankan oleh Aamir Khan memasuki ruang kelas dengan menggunakan baju badut dan bernyanyi riang gembira. Anak-anak pun larut dalam suasana tersebut. Setelah “klik”, sang guru tersebut memberikan sajian (eh pelajaran) yang jauh sekali cita rasanya dengan pembelajaran yang biasa diterima siswa-siswa tersebut.
Kedua, selalu mendesain display kelas yang unik dan berbeda-beda.
Ruang kelas merupakan kamar yang menyenangkan bukanlah seperti ruangan yang garing. Guru bukanlah sekedar sebagai guru, tetapi juga sebagai desain interior yang akan menyusun dan mengatur barang-barang yang ada di kelas termasuk setiap sisi-sisi dinding tembok kelas. Prinsip utama yang perlu diperhatikan adalah visibilitas atau keleluasan pandangan, aksesibilitas atau mudah dicapai, flesibilitas atau keluwesan serta keindahan. Termasuk di dalamnya adalah dalam mengatur tempat duduk siswa agar dibuat bervariasi. Dari formasi tradisional (bangku dan meja berbaris luru dan rapi) menjadi berbagai formasi lain seperti model auditorum, cevron, huruf U, meja pertemuan, konferensi, pengelompokkan terpisah, tempat kerja, kelompok untuk kelompok, lingkaran, periferal maupun model-model lain. Ya..browsing lah di google..akan banyak sekali ditemukan penataan interior ruang kelas yang indah, nyaman dan menyenangkan.
Ketiga, selalu mengajar dengan strategi yang berbeda.
Kalau seorang guru mengajar dengan metode yang tetap sepanjang waktu, misalnya ceramah seumur-umur bisa dipastikan otak reptil tidak akan terpuaskan. Ketimbang seorang guru menjelaskan dengan panjang lebar proses peredaran darah, akan lebih menarik jika guru tersebut menyajikan gambar atau video mengenai proses peredaran darah pada manusia. Dan jauh lebih memuaskan alias memanjakan otak reptil siswanya, jika siswa diajak membedah seekor tikus untuk dipelajari sistem peredaran darahnya.
Ada seorang teman guru matematikan, sebut namanya Bu Windi, yang mengajarkan perbandingan sebanding dan berbanding terbalik melalui permainan jual beli dan juga menyuruh siswanya mengukur hubungan jarak dengan waktu yang ditempuh temannya.
Bagaimana?
Siap untuk memanjakan otak reptil siswa sehingga ruang kelas pun akan menjadi hidup. Semarak penuh dengan keriangan. Sehingga SELERA BELAJAR dan proses BERPIKIR siswa pun akan menjadi optimal.
Sumber bacaan :
Chatib, Munif. 2015. Kelasnya Manusia : Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen Display Kelas. Bandung : Kaifa
Inspiratif
BalasHapus